Istighfar Membuka Rezeki
Istighfar secara bahasa adalah memohon ampun, ketika kita melakukan
kesalahan kepada Allah SWT maka kita harus segera mohon ampun kepada Allah SWT
dengan membaca istighfar. Sebagai manusia tentunya kita tak pernah luput dari
dosa, baik disengaja maupun tidak disengaja. Sepatutnya kita selalu mohon ampun
kepada Allah SWT karena dosa-dosa kita. Istighfar seharusnya kita lakukan
disetiap saat dan sesering mungkin.
Manusia terlahir dibarengi dengan sifat hawa nafsu, sehingga manusia
memiliki kecenderungan untuk lalai dan berbuat dosa. Setiap manusia pasti
memiliki kesalahan dan pernah berbuat dosa. Perbuatan dosa itu bukan hanya untuk dosa besar saja, tapi kita malah cenderung lebih sering melakukan
dosa kecil di setiap hari-hari kita. Namun, bukan
berarti hawa nafsu itu diciptakan bukan hanya untuk kita menghindarinya, kita
juga harus menahan hawa nafsu itu agar kita terhindar dari perbuata sia-sia.
Karena kita tidak bisa menafikkan kesalahan-kesalahan yang sering kita
lakukan maka sertailah semua itu dengan kita memohon ampun kepada Allah SWT
sesering mungkin. Agar tidak terjadi dosa-dosa yang terus menumpuk, semakin
hari semakin besar sehingga bisa mengakibatkan hati kita tertutup dan keras.
Jangan Mengulangi Dosa Kita
Sertailah kehidupan kita dengan selalu beristigfar kepada Allah SWT. Ketika
kita beristighfar kita harus memaknainya sebagai jalan pertaubatan dan selalu
berusaha tidak mengulangi kesalahan dan selalu memperbaiki diri kepada yang
lebih baik.
Rasulullah SAW, walaupun beliau adalah seorang yang ma’shum atau
terjaga dari perbuatan dosa, beliau tetap tidak pernah lupa membaca istighfar
dalam kesehariannya. ''Sesungguhnya
terdapat kesalahan atas kalbuku, sehingga aku membaca istighfar sebanyak
seratus kali dalam sehari.'' (HR
Muslim).
Sungguh malu kita umat
Rasulullah SAW yang penuh dosa tidak beristighfar seperti Nabi kita. Nabi SAW
yang sudah dijaga dari segala dosa masih mau beristighfar memohon ampun kepada
Allah SWT. Sedangkan kita?
Meski kita sering
beristighfar belum tentu istighfar itu mengandung makna yang berarti jika kita
masih melakukan perbuatan dosa yang lalu, dan tidak ada efek bertaubat setelah
kita beristighfar. Disinilah pentingnya kita beristighfar dengan diiringi
dengan bertaubat.
Ketika kita selalu
berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup kita melalui istighfar, kualitas
dunia kita juga akan ikut terangkat dengan ijin Allah SWT.
Memberikan
Rezeki Kepada Kita
Dengan istighfar
sesungguhnya kita sedang memantaskan diri untuk menerima rezeki dari Allah SWT,
bahkan rezeki yang tak disangka-sangka akan mendatangi kita, seperti Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
“Barang
siapa memperbanyak istighfar, maka Allah S.W.T akan menghapuskan
segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya, dan
memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR. Ahmad)
Ketika kita bertaubat sesungguhnya kita sedang membersihkan hati kita dari
kotoran hati. Ketika kita beristighfar hati kita akan membersih sehingga kita akan mudah melakukan kebaikan, dan salah
satu kebaikan adalah mencari rezeki. Rezeki akan lebih mudah mengalir apabila
kita ada dalam kondisi bersih, sehingga hati yang bersih akan mendorong kita
untuk meraih rezeki yang baik dan halal. Sedangkan rezeki yang halal itu turun
dari keberkahan Allah SWT.
''Seorang
hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.'' (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Saat kita beristighfar
Allah SWT akan memberikan kepada kita rasa aman, tenang, dan nyaman dalam hati
kita. Karena Allah SWT telah berjanji dalam Firmannya,
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada
Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai
kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap
orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat". (Huud:3)
Imam al-Qurthubi
menyatakan dalam tafsirnya tentang buah dari istighfar, “Inilah buah istighfar
dan taubat, yakni Allah SWT akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan
berbagai menfaat berupa kelapangan rezeki dan kemakmuaran hidup serta Dia tidak
akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang yang
dibinasakan sebelum kalian.”
Oleh karena itu ketika
kita tersendat-sendat dalam rezeki kita, kita sangat dianjurkan untuk
beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT, seperti pesan Nabi SAW dalam
sabdanya: “Barang siapa merasa
diperlambat atau tersendat-sendat rezekinya, hendaknya ia beristighfar kepada
Allah.” (HR. Baihai dan Ar-Rabi’i)
Istighfar Menghapus Dosa
Perumpamaan dosa adalah kayu, maka istighfar adalah apinya. Istighfar
menghapus dosa seperti perumpamaan kaya yang dibakar. Bagaimana istighfar mampu
membakar dosa kita, yaitu jika kita beristighfar dan di barengi dengan taubat.
Allah berfirman: "Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya
ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(An-Nisa :110)
Selayaknya kita harus mengiringi istighfar kita dengan taubat kepada Allah
SWT. Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah SWT dari perbuatan
maksiat dan berbuat dosa. Oleh Imam Ghazali taubat dibagi menjadi tiga macam,
pertama, taubat, yauitu kembali dari kemaksiatan pada ketaatan. Kedua, firar,
yaitu lari dari kemaksiatan pada ketaatan. Ketiga, inabat, yaitu bertaubat
berulang kali sekalipun tidak berdosa.
Tapi realita yang terjadi, banyak orang yang masih menganut filosofi
Indonesia, taubat sambel. Ketika kita sudah beristighfar dan bertaubat, tapi
beberapa hari lagi kembali bermaksiat, itu namanya taubat sambel. Harus kita
hindari sejauh mungkin. Walau Allah SWT maha pengampun, tetapi janganlah kita
mempermainkan ampunannya.
Dalam hadis, Nabi SAW bersabda: “Malaikat
kanan adalah pemimpin malaikat kiri. Ketika seorang hamba berbuat kebaikan,
maka ia menulisnya dengan sepuluh yang semisalnya. Dan ketika ia berbuat
kejelekan, lalu malaikat kiri hendak menuliskan dosa untuknya, maka berkatalah
malaikat kanan kepadanya, ‘Tahanlah!’. Maka ia pun menahannya sampai enam saat.
Jika ia beristighfar kepada Allah darinya, maka tidaklah ditulis sesuatu pun
untuknya. Dan jika ia tidak beristighfar pada Allah, maka ditulislah baginya
satu kesalahan.” (HR. Thabrani)
Begitu sayangnya Allah SWT kepada hambanya, maka seharusnya kita sering
beristighfar mangakui segala dosa kita sbagai hamba Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment