RATIONAL CHOICE: Pilihan Rasional

RATIONAL CHOICE

1. Teori Pilihan Rasional

Teori Pilihan rasional sebagai model penjelasan dari tindakan-tindakan manusia, dimaksudkan untuk memberikan analisa formal dari pengambilan keputusan rasional bersadarkan sejumlah kepercayaan[1] dan tujuan, serta menggabungkan beberapa area teori ekonomi, teori kemungkinan, game theory, dan teory public goods.[2]
Secara umum teory pilihan rasional berusaha mengembangkan aksioma-aksioma[3] tentang pilihan terbaik dan preferensi yang sudah digagas oleh pakar-pakar klasik dan Neoklasik sebelumnya.[4]
Dengan mengasumsikan bahwa individu dalam keragaman latarbelakang sosial dan membuat pilihan tindakan atau keputusan berdasarkan kepercayaan dan tujuan mereka, teori ini dimaksudkan untuk dapat menerangkan sejumlah penyelesaian masalah sosial (social arragement) sebagai efek keseluruhan dari pilihan tersebut.[5]

2. Metode penjelasan rasional

Metode penjelasan rasional dimaksudkan untuk mengupas lebih lanjut tentang kerangka kerja dari teori pilihan rasional. Sedangkan metodenya yaitu dengan menggunakan kerangka kerja yang meliputi:
1. Teori pengambilan keputusan (decision theory)
1. Utilitas
2. Probability
3. Aturan keputusan (decisioan rule)
2. Game Theory
1. Prisoner’s dilema
3. Theory tindakan kolektif
4. Teori ekonomi

Maksud dari adanya metode yang menggunakan kerangka diatas adalah bahwa teori pilihan rasional dalam mencapai sebuah pilihan yang rasional teori itu melihat setiap kemungkinan pilihan peluang tindakan yang ada dari setiap teori pembentuk kerangka.
1. Teori pengambilan keputusan
a. Utilitas
Teori utilitas memberikan cara untuk mempresentasikan tujuan dari suatu tindakan agen. Konsep utilitas/kegunaan/manfaat(utility) dipakai sebagai dasar untuk membandingkan antara kebaikan dan keburukan atau keuntungan dan biaya.
Logika dasar untuk teori ini adalah:
1. Utilitas adalah fungsi yang mengambil manfaat sebagai fariable dan menspesifikasikan nilai dari manfaat terhadap agen sebagai hasil (result).
2. Agen rasional selalu memilih keluaran dengan utilitas yang lebih besar.
3. Skala utilitas adalah kontinyu (sehingga dimungkinkan untuk menambah utilitas).
b. Probabilitas/peluang (probability)
Probabilitas memberikan cara bagaimana agen mempertimbangkan masalah resiko dan ketidakpastian dalam setiap pengambilan keputusan.
Secara umum peluang dari kejadian adalah perkiraan kemungkinan dari kejadian tersebut, dengan rentang antara 0-1, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. 0 berarti tidak mungkin terjadi
2. 1 berarti pasti terjadi
Interpretasi[6] nilai 0-1, yaitu:
1. Interpretasi frekuensi atau objectiv probability.
2. Interpretasi tingkat kepercayaan (subjective probability)
Ketidakpastian interpretasi subjektif lebih bermanfaat karena disini tidak memperkirakan frekuensi relatif[7].

Bagan figur:
Dari adanya berbagai pilihan dengan hasil berupa keluaran (outcome) dan manfaat yang akan diperoleh dari berbagai peluang yang dapat diperhitungkan dengan ekspektasi kemungkinan adanya manfaat yang akan diperoleh oleh opsi pilihan suatu keputusan yang diambil agen.
Dalam bagan tabel peluang diatas, agen memiliki 2 pilihan, yaitu:
1. C1, memiliki 3 keluaran.
2. C2, memiliki 2 keluaran.
Masing-masing outcome memiliki kaitan dengan hasil akhir (U) dan (P).
Maka dapat diasumsi[8]kan, yaitu:
1. Agen dapat memberi nilai pada tiap hasil akhir (U). Nilai ini disebut utilitas.
2. Agen dapat menghitung probabilitas pada tiap keluaran (outcome).
Dari asumsi diatas, maka agen akan mengambil keputusan rasional dengan pertimbangan yang menimbulkan kerugian dan memberikan hasil yang paling maksimal.

c. Aturan pengambilan keputusan (decision rule)
Untuk menjelaskan tentang langkah ini kita akan melihat bagan dibawah ini:

1. Aturan bayes’rule
Kita lihat pada ekpektasi pilihan C1 yaitu 90 yang lebih besar dari ekpektasi pada pilihan C2 dengan nilai 88, namun pada aturan ekspektasi utilitas akan menyarankan untuk memilih C2 karena pada C1 terdapat 90% peluang utilitas negatif.
2. Maximum rule of choice
Agen mempertimbangkan tiap alternatif dan mengidentifikasi pengeluaran (outcome) terburuknya kemudian memilih keluaran (outcome) terburuknya yang paling baik. Maka dalam bagan tersebut:
a. C1 memiliki keluaran terburuk -20
b. C2 memiliki keluaran terburuk 20
Maka dalam aturan ini akan mengambil pilihan C2.
2. Teori permainan (game theory)
Teori permainan merupakan pilihan strategi optimal dalam situasi konflik dan perluasan dari analisis perilaku oligopolistik[9]. Setiap model permainan meliputi pemain, strategi dan hasil (payoff). Pemain adalah para pembuat keputusan. Strategi adalah pilihan-pilihan potensial yang dapat dibuat oleh para pemain. Hasil (pay off) merupakan imbalan atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi oleh dua pemain.[10]
a. Prisoner’s dilemma (dilema narapidana)
The prisoner’s dilemma adalah konsep dasar dari game theory.
Langsung saja kita masuk ke contoh ceritanya. Kami akan memberikan dua contoh tentang dilemanya para narapidana.
1. Dua tersangka telah ditangkap dan diinterogasi. Jika seorang memberikan bukti tentang kejahatan temannya, dia dapat memperoleh keringanan hukuman, tetapi temannya pasti akan mendapat hukuman pidana. Keduanya akan bernasib lebih baik kalau mereka setia satu sama lain, tetapi secara terpisah mereka masing-masing akan beruntung dengan merugikan yang lain.[11]
2. Sam dan saya berada dalam penjara, dan kami bersepakat untuk melarikan diri. Jika kami bekerja sama, kami bisa lolos. Namun, bila saya menunaikan apa yang harus saya lakukan menurut kesepakatan itu, sedangkan Sam diam-diam mengadukan saya kepada sipir saya akan dihukum berat. Sebaliknya, bila sam memenuhi kewajibannya menurut kesepakatan itu, sedang saya diam-diam mengadukanya kepada sipir, saya akan mendapat imbalan dari sipir. Jika masing-masing diantara kami diam-diam mengadu, kami berdua tidak akan mendapat apa-apa. Lebih baik kami menjalankan kesepakatan itu sepenuhnya, tetapi tetap ada resiko besar bila Sam berkhianat, dan saya akan mendapat imbalan besar bila saya mengkhianatinya. Karena itu, masing-masing diantara kami memutuskan untuk saling mengelabui. Meski ada manfaat bersama bila kami bekerja sama, resiko dianggap orang yang mudah tertipu menyebabkan manfaat itu tidak dapat diperoleh.[12]
Analisis ini menunjukkan bahwa dalam kasus transaksi individual, adalah mungkin secara rasional untuk berkhianat; dalam koneksi yang tetap, loyalitaslah yang lebih menguntungkan. Analisis ini menunjukkan betapa perilaku kooperatif mungkin berkembang dalam perjalanan waktu, tetapi dapat juga menunjukkan bahwa kerjasama dan loyalitas dapat dirongrong oleh pergantian koneksi dengan interaksi.[13]

prisoner's dilemme

1. Jika keduanya memilih bekerja sama, maka keduanya mendapat 1.
2. Jika keduanya menolak, maka keduanya mendapar -1.
3. Jika yang satu memilih kerja sama, dan yang lain menolak, pihak yang menolak mendapat 2, yang memilih kerja sama mendapat -2.
Untuk mendapat nilai plus, pihak cenderung memilik penolakan.
3. Teori Tindakan kolektif (collective Action Theory).
Teori tindakan kolektif dapat tergambarkan dengan ilustrasi berikut, individu dapat beralasan bahwa manfaat atas fasilitas publik (the good) akan diperoleh atau tidak diperoleh berdasarkan tindakan yang dipilihnya sendiri, dengan kata lain personal interest akan diperoleh tanpa berkontribusi. Jika manfaat atas fasilitas publik (the good) itu tercapai, mereka akan menikmati benefit tanpa usaha kontribusi dan jika tidak tercapai kemudian individu akan mencadangkan usaha kontribusi, tiap anggota kemudian akan memutuskan akan tidak berkontribusi dan manfaat atas fasilitas publik tidak akan pernah tercapai, inilah toerema tindakan kolektif.
4. Teori ekonomi marginal
Teori ekonomi marginal atau teori ekonomi mikro, memberikan gambarab umum yang disederhanakan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi dan sifat-sifat hubungan ekonomi disertai dengan penerapan prinsip-prinsip ekonomi mikro pada masalah pembuatan keputusan yang nyata, teori ekonomi mikro menangagi perilaku satuan-satuan ekonomi yang mencakup konsumen, pekerja, para penanam modal, pemilik tanah dan setiap insividu yang memainkan peranan dalam berfungsinya perekonomian.[14]



DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov, Politik Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2007, hal 134.
Dominick Salvatore, Ph.D.,Mikro Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2006, hal 208.
George soros, Open society: Reforming Global Capitalism, Jakarta: Yayasan Obor, 2007, hal 123.
Francis Fukuyama, Guncangan besar : kodrat manusia dan tata sosial baru, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal 208
Sugiarto dkk, ekonomi mikro, jakarta: gramedia Pustaka Utama, 2000. Hal 1.
Susila Adiyanta,Teori Pilihan rasional.PDF, isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/372088191.pdf


[1] Keparcayaan agen tersebut mengenai situasi dan pilihan yang ada.
[2] Susila Adiyanta,Teori Pilihan rasional.PDF, isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/372088191.pdf
[3] Pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian(wikipedia)
[4] Deliarnov, Politik Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2007, hal 134.
[5] Susila Adiyanta, opcit.
[6] pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis thd sesuatu; tafsiran(kamus besar bahasa indonesia).
[7] Tidak mutlak, nisbi (kamus besar bahasa indonesia).
[8] dugaan yg diterima sbg dasar(kamus besar bahasa indonesia).
[9] komoditi yang diperdagangkan cenderung homogen.(www.dompetdhuafa.net)
[10] Dominick Salvatore, Ph.D.,Mikro Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2006, hal 208.
[11] George soros, Open society: Reforming Global Capitalism, Jakarta: Yayasan Obor, 2007, hal 123.
[12] Francis Fukuyama, Guncangan besar : kodrat manusia dan tata sosial baru, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal 208
[13] George soros , Opcit. hal 123
[14] Sugiarto dkk, ekonomi mikro, jakarta: gramedia Pustaka Utama, 2000. Hal 1.
Share on Google Plus

About CeritakanSaja

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: